PENDIDIKAN SEKULER-MATERIALISTIK ANCAM KAMPUS UIN BANDUNG

09.35.00



Telaah kritis wajah pendidikan kampus di Indonesia tak henti-hentinya lepas dari kritikan. Mulai dari biaya yang mahal, fasilitas yang kurang, hingga kualitas didikan yang rendah, hampir seluruh lini mampu dibongkar. Termasuk salah satunya tuntutan mahasiswa UIN BDG atas kebijakan UKT terbaru.

Berikut yang dikutip dari SUAKA Online:

Aliansi Mahasiswa Menolak UKT (AMMUK) hari ini berdemo untuk menuntut :
1. Cabut Surat Keputusan Rektor UIN Bandung nomor 218/Un.05/III.3/KU.01.1/12/2016 tentang penetapan kategori UKT mahasiswa program diploma dan sarjana UIN SGD Bandung tahun 2016.
2. Lakukan pendataan ulang perihal kategori UKT agar lebih objektif dan realistis.
3. Terbitkan kembali surat keputusan rektor tentang penetapan UKT/BKT lebih objektif.

Kita harus terima bahwa materialistik masih menjadi paradigma pendidikan di Indonesia. Saat ini sistem UKT sudah menjadi keputusan final dari pusat yang sulit untuk dihilangkan, tapi bisa untuk dibicarakan. Bicara ukt UIN bandung yang termurah saja mahasiswanya tak terima, bagaimana dengan kampus lain yang ditekan dgn biaya berkali lipat dari ukt uin, seberapa berat mereka utk menghidupi kuliah. Mahalnya kebutuhan pendidikan menuntut orang-orang bekerja keras demi mendapatkan uang, seolah hilang esensi pendidikan yang didorong oleh negara bukan lagi untuk mencerdaskan (investasi masa depan) namun dijadikan lahan bisnis yang mampu memperoleh banyak keuntungan. Orientasi materi seperti ini yang salah.

Ditambah pola asuh negara atas kurikulum pendidikan yang sekuler, seakan-akan yang berhak mencampuri agama hanya institusi di bawah label agama. Jika tidak ada label agama maka jangan harap ilmu agama anda bertambah. Bahkan 'label' agama yang digunakan kebanyakan institusi hanya dijadikan 'alat pencitraan' yang kurang diperhatikan. Ibarat muslim yang menolak syariat islam, begitupun 'kampus islam' yang menolak budaya islami. Lalu untuk apa 'label' itu disematkan?

UIN bdg dengan slogan "Wahyu Memandu Ilmu" seharusnya bisa menjadi contoh dasar pendidikan yang baik. Artinya, ilmu yang diajarkan tdk lepas dari panduan wahyu (islam). Tentu saja pembahasan ini berkaitan dgn ilmu keagamaan, bukan keduniawian. Ilmu agama yg berasal dari luar wahyu bukanlah tipe pendidikan UIN bdg. Sayangnya kalimat hanya slogan tanpa aksi, tanpa arti. Yang diharapkan berbeda dengan kenyataan. Seharusnya tidak memisahkan ilmu agama dengan kehidupan di dunia. Intinya, buah pendidikan sekuleristik gagal melahirkan generasi-generasi sholeh, cerdas, dan berakhlak.

Pola pendidikan kampus seperti ini harus dirubah. Pahami bahwa paradigma keliru sekuler-materialistik lahir dari aturan yang sekuler pula. Selain itu, tak hanya lembaga institusi formal kampus yang berperan, namun juga keluarga yang tidak mendukung dan masyarakat yang tidak kondusif keduanya termasuk unsur pelaksana pendidikan yang harus saling bekerja sama. Sedangkan paradigma materialistik berkembang dalam tubuh negara kapitalis.

Maka jelas paradigma sekuler-materialistik muncul karena mereka meninggalkan islam. Lantas solusi yang ditawarkan bagi pola pendidikan kampus yang ideal hanyalah sistem pendidikan islam dalam pola asuh negara yang menerapkan syariat islam. Tidak hanya menghasilkan individu yang bertakwa namun juga keberkahan tiada henti bagi kemajuan negaranya.

You Might Also Like

0 komentar

Like us on Facebook